Freitag adalah sebuah pernyataan yang membuat pemakainya merasa berbeda.

Kuat, unik dan otentik adalah tiga kata yang pantas mewakili tas Freitag. “Sangat atraktif bagi mata yang terlatih secara visual. Freitag adalah kejutan menyenangkan di tengah dunia keseharian yang dipenuhi produk massal dan terstandarisasi,” kata Windelin Hess (33), seorang desainer yang pertama kali membeli Freitag tahun 1994.

Freitag menjauhkan dirinya dari trend imitatif hasil produksi massal. Semboyan “Each bag is unique” bukan sekadar tagline Freitag. Freitag adalah deklarasi individualitas kaum urban dengan “perasaan disorientasi dan ingin berkomunikasi di tengah keterputusan dan kesendirian hidup di perkotaan,” sebut buku Freitag: Individual Recycled Freeway Bags.

Buku itu dicetak dengan semangat yang sama: 10.000 eksemplarnya dicetak unik dengan bahan sampul yang berbeda-beda. Dalam buku setebal 500 halaman yang miskin tulisan itu ditampilkan konteks ekologi, ekonomi dan sosiokultural kelahiran Freitag, serta 3.000 tas Freitag dan pemiliknya. Mereka adalah anggota generasi metropolis neurotik, yang dikepung konsumerisme namun ingin tampil beda.

Untuk memahami konteks kesuksesan Freitag, harus disadari Swiss adalah sebuah negara kecil yang kaya. Negara yang sering digambarkan dalam kartu pos dengan danau berwarna biru dan angsa itu berpopulasi hanya 360.000 jiwa dengan pendapatan per kapita 58.7000 dolar AS. Dalam buku tadi disebutkan, “Orang Swiss siap, bersedia dan mampu mengisi lubang besar kebosanan di tengah hidup kesehariannya dengan membeli.”

Kesuksesan Freitag didukung oleh kehadirannya yang mulus dalam kancah underground di Swiss. Freitag juga menjadi sebuah aksesori wajib bagi sebagian kaum muda di Eropa ke club atau rave party.

Pada tahun 1999 Freitag membuka outlet utama di Davos, sebuah kota kecil di jantung Swiss. Dua tahun kemudian toko utama lain dibuka di Hamburg. Tahun 2006, Freitag membuka toko lagi di Zurich yang sangat menarik perhatian. Toko ini dibangun dari tumpukan 17 kontainer yang berkarat. Dengan tinggi 26 meter, toko itu menjadi gedung pencakar langit bonsai di kota Zurich yang sangat ketat dalam mengatur pembangunan gedung tinggi.

Freitag bisa dibeli online lewat www.freitag.ch. Sejak Oktober 2002, Freitag menyediakan fitur F-cut yang memungkinkan calon pembeli mendesain sendiri tasnya secara online. Aplikasi Flash akan mempresentasikan beragam terpal yang bisa dipilih. Jika kurang sreg dengan yang tersedia, bisa kembali mengunjungi situ situ beberapa hari kemudian dan pilihan terpal baru tersedia. Calon pembeli tinggal menempatkan pola tas pada bentangan terpal yang dia pilih. Di pabrik, terpal akan dipotong sesuai spesifikasi yang diinginkan pembeli. Dan dua minggu kemudian, tas itu tiba di depan pintu.

Tas Freitag model Top Cat menjadi salah satu koleksi Museum of Modern Art [MOMA] di New York pada galeri desain. Masuk MOMA termasuk pencapaian terbesar seorang seniman [sampai saat ini belum ada karya seniman Indonesia yang menembus MOMA].

Sejak dekade 80an , pertanyaan tentang kerusakan alam tidak lagi ekslusif dari para pejuang lingkungan. Seruan untuk menghentikan kehancuran hutan, polusi lingkungan, dan efek rumah kaca menjadi gerakan populer. Terminologi Eco, Green, dan Global Warming terus digemakan seiring pembicaraan pentingnya Penggunaan Ulang, Pengurangan dan Daur Ulang (Reuse – Reduce – Recycle).

Recycle dinilai terlalu mahal dan butuh energi besar. Maka merebak upcycle, memanfaatkan barang tak terpakai menjadi memiliki kegunaan baru, seperti yang dilakukan Freitag. Semua orang bisa menemukan benda-benda tidak terpakai di sekitarnya dan mentransformasinya ke bentuk dan kegunaan lain.

Bila upcycling menjadi kegemaran yang mewabah, apakah benda-benda upcycle akan memiliki nilai ekonomi yang spesial? Freitag melahirkan pertanyaan besar tentang hasrat konsumsi: kenapa orang rela menghabiskan 250 euro untuk sebuah tas terbuat dari terpal truk?

 

Related Posts: