Pernah bersinar dari Bali, nama Kaimsasikun sempat meredup. Kini, tanpa banyak basa-basi mereka berkomitmen merilis satu lagu tanggal 11 tiap bulan.

Bagi yang rajin membedah band-band cutting edge Indonesia, pasti sudah tak asing lagi mendengar nama Kaimsasikun. Band pop alternatif asal Bali yang berdiri di tahun 1999 ini, pernah meluncurkan single perdana yang video klipnya sempat nangkring di TV-TV nasional. Single yang berjudul “Pria Dijajah Wanita” dari album perdana mereka ini sering menjadi link ke memori seseorang yang lupa-lupa ingat. Lagu-lagu mereka yang menurut saya jauh lebih memikat sangat banyak, cuma tetap saja, yang lebih nge-pop yang dijadikan single.

Sempat menetap di Jakarta, dalam format satu band utuh, tapi jenuh karena harapan mereka belum tercapai. Promosi kurang begitu lancar dan publik kebanyakan saat itu masih belum terbiasa untuk menerima musik dan gaya mereka yang cenderung geeky. Sayang sekali untuk band rekaman dan live sebaik mereka.

Band ini pun vakum beberapa tahun. Sebagian personilnya mudik ke Bali dan sebagian menetap di Jakarta. Tapi, mereka tidak berhenti bermusik. Ian (vokalis, gitaris) membangun sebuah studio rekaman dan aktif sebagai pencipta beberapa hits lagu pop nasional dengan bermacam nama samaran. Sani (Bassis) juga laris mencipta berbagai hits pop lagu nasional yang dinyanyikan oleh sederet artis pop. Begitu pula Pandu (gitaris) yang kesana-kemari mengiring beberapa selebritas dan aktif sebagai session guitarist di Palu Studio, Jakarta, salah satu pabrik hits tanah air.

Drummer awal mereka, Rendra, sempat hengkang dari band dan membentuk band lain, tapi tetap sering ngumpul sebagai seorang sahabat. Posisi Rendra sempat diganti oleh Mark, yang akhirnya dua tahun lalu juga hijrah ke Australia untuk mengantungi sertifikat pilot. Ah, kebetulan saja, logo band ini adalah gambar pesawat, Mark akhirnya terobsesi terbang sesungguhnya. Mengisi kekosongan di sektor drum, Rendra balik lagi.

Hanya satu personil, Aldino, yang sempat minggat dari dunia musik. Saat ini dia menjadi surfer dan pewaris bisnis keluarga yang sukses. Tapi belakangan dia punya hobi baru yaitu membuat video. Hal ini berbuah sebuah video klip baru Kaimsaikun, sebagai pelampiasan hobinya. Tidak ada yang namanya mantan musisi karena pasti akan gatal untuk bermain nada lagi. Dan Aldino berkomitmen untuk terlibat lagi di proyek Kaimsasikun yang unik.

Euforia, ku hampa – Zat Kimia from Aldino Tayeb on Vimeo.

Mereka terus berkarya. Ya…sebagai Kaimsasikun, dengan karya-karya yang inovatif, yang mengeksplorasi selera, skill, dan fasilitas yang dimiliki oleh tiap-tiap personilnya.

Kaimsasikun sepakat merilis lagu baru setiap tanggal 11 tiap bulannya. Lagu-lagu Kaimsasikun bisa didengar secara gratis di sini.

Setengah di Jakarta setengah di Bali, jarak bukanlah masalah bagi sebuah band yang mampu memberdayakan internet dan teknologi rekaman digital untuk berkomunikasi. Produksi lagu, kreativitas, dan kecintaan mereka terhadap musik tidak akan bisa dibendung oleh situasi industri musik tanah air yang terombang-ambing.

Saat ini, industri musik Indonesia kehabisan ide apa lagi yang bisa dijual setelah bisnis RBT merosot. Tapi, musisi idealis yang cerdas dan melek industri akan tetap bertahan, dan akan lebih bersinar jika ditopang oleh kemampuan penampilan panggung yang mumpuni. Ini adalah spekulasi sederhana yang selalu menghiasi meja kopi sesama musisi non mainstream, yang anehnya tak pernah bosan dibahas. Mungkin karena ada ‘harapan’ yang menghibur di situ.

Kaimsasikun telah memiliki semua itu; bakat, waktu, dan fasilitas. Tunggu apa lagi? Mereka sadar bahwa karya-karya mereka harus dirilis. Tak peduli akrab di telinga pasar atau tidak, toh tujuannya untuk menikmati proses berkarya dan mengeluarkan sesuatu yang sudah mendesak, seperti sperma yang sudah memenuhi kantungnya.

Belum jelas apa target Kaimsasikun dengan merilis satu lagu tiap bulan. Dalam setahun tentu bisa jadi materi satu album. Namun pilihan ini cukup cerdas, daripada terburu-buru mengumumkan niat untuk aktif nge-band lagi dengan memoles nama lama, mereka melatih saja intuisi mereka memproduksi karya lagu. Ini sembari memelihara fans lama seperti saya yang merasa bergairah.

Ada kejutan unik yang pantas dinikmati setiap tanggal 11, sesuai dengan arti nama band ini. Kaimsasikun berarti 11.

Related Posts: