Di era seni grafis komputer, teknik grafis kuno menjadi kejutan yang menyenangkan.

What you see is what you get. Ungkapan seni grafis ini tidak selamanya menarik. Hasil cetak grafis yang tidak bisa ditebak bisa menjadi kejutan yang menyenangkan.

Itulah yang terjadi saat workshop cukil kayu bersama Taring Padi di Taman 65, Kesiman, Denpasar, 8 Oktober lalu. Semua partisipan workshop tampak bergembira. Bagian paling menyenangkan adalah ketika mengangkat lembar papan cukilan dari atas media cetak yaitu kaos dan kertas.

“Wow!” begitu umumnya ekspresi orang saat melihat hasil cetak pertama kali. Padahal cetakannya hanya mengggunakan satu warna cat, hitam. Dan hasil cetakan satu cukilan di atas dua kaos bisa sangat berbeda, tergantung ketebalan cat yang dilumuri pada papan cukilan. Cara menekan papan cukilan ke atas media cetak juga sangat berpengaruh.

Papan cukilan ditekan dengan cara berdiri di atasnya. Bila menginjak kurang lama, cat yang tercetak ke atas media bisa tipis atau ketebalan bervariasi karena ada bagian yang kurang mendapat tekanan.

Workshop dibuka oleh M Yusuf dari Taring Padi menjelaskan kelebihan teknik grafis yang telah dilakukan di peradaban kuno ini sebagai media propaganda. Untuk membuat poster misalnya, teknik cetak cukil kayu tidak punya kendala dengan variabel jumlah cetakan. Sementara teknik cetak modern harus dalam jumlah relatif banyak agar bisa murah. Dan teknik cukil sangat swadaya, semua bisa dilakukan sendiri. Tangan manusia dan kayu adalah mesin cetaknya.

Untuk kolektif gerakan masyarakat seperti Taring Padi, cetak swadaya juga lebih aman. Karena tidak melibatkan pihak lain untuk mencetakkan media propaganda yang sama saja dengan membocorkan informasi sebelum tersebar. “Secara visual, cetak cukil kayu sangat terasa sentuhan manusianya. Dan bisa dikembangkan untuk media cetak yang beragam. Ukurannya pun tidak terbatas pada kemampuan mesin cetak,” kata Yusuf yang biasa disapa Ucup.

Proses cetak cukil kayu dimulai dari membuat gambar cetakan di atas papan MDF (medium density fibreboard) atau papan kayu lainnya. Melukis harus dilakukan secara refleksi horizontal cermin, kanan menjadi kiri dan sebaliknya kiri menjadi kanan. Setelah itu gambar dicukil dengan pisau pahat kecil. Ada beragam jenis mata pisau yang menghasilkan efek goresan berbeda. Bagian yang tidak tercukil yang akan mencetakkan cat ke atas media, dan bagian cukilan membuat media tidak tersentuh cat.

Bila papan cukilan selesai, tuang cat ke atas media yang rata dan licin seperti cermin. Lalu ratakan cat dengan roller. Setelah itu roller digelindingkan ke atas papan cukilan. Bila sudah rata, kayu cukilan diletakkan di atas media pada posisi yang diinginkan. Media cetak sebaiknya diletakkan di atas bidang rata seperti kardus bekas.

Tutupi kayu cukilan dengan kertas bekas pakai agar tidak mengotori media. Maka mulailah menginjak cukilan sampai rata. Bila dirasa sudah cukup, angkat kayu cukilan perlahan. Voila! Saksikan kejutan yang menyenangkan pada hasil cetak cukil kayu.

Related Posts: