Bahan bekas terpal truk, sabuk pengaman mobil dan ban dalam sepeda membuat Daniel dan Markus Freitag menjadi milyuner.
Tidak sulit menemui anak muda di Eropa yang berjalan menenteng tas berwarna-warna meriah, dengan potongan huruf atau gambar, dan berbahan sintetis seperti plastik yang tebal. Itulah tas Freitag.
Bila terlihat agak kotor, bukan berarti sang pemilik tas jarang mencucinya. Maklum saja, tas itu dibuat dari terpal untuk melapisi badan truk yang kotorannya sulit luruh meski pabrik telah mencucinya. Justru di situlah letak keistimewaan Freitag.
Awalnya, Daniel dan Markus sangat berhasrat memiliki tas seperti yang dipakai pengantar surat bersepeda di New York. Sebuah tas yang praktis, tahan air, berkapasitas besar, dan mudah ditenteng bila bersepeda. Dua bersaudara desainer grafis ini merasa terlalu mahal untuk membeli tas kurir.
Suatu pagi, di tahun 1993, Markus mencantelkan trailer ke sepedanya dan mengayuhnya ke sebuah kawasan industri. Dia kembali dengan beberapa lembar terpal bekas truk kargo, menggotongnya ke apartemennya yang terletak di lantai lima dan menyikatnya di bathtub kamar mandi. Setelah kering dia menggelarnya di ruangan, di antara matras dan perangkat stereo, dan menggunting pola. Sabuk pengaman bekas digunakan sebagai talinya dan potongan ban dalam memagari ujung bahan tas.
Sebuah konsep tas berkualitas dari bahan bekas pun lahir; tas bermateri tahan air, kuat, tersedia dalam beragam cetakan warna. Bahan baru yang mereka gunakan hanya kawat, velcro dan gesper.
Apartemen mereka pun sontak berubah radikal. “Selama berminggu-minggu, bathtub berisi air kotor dan berbau oleh terpal kotor. Apartemen penuh dengan bahan mentah, ban dalam sepeda dan sabuk pengaman,” kenang Oliver Gemperle, teman sekamar mereka yang tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya ketika itu.
Gemperle menambahkan, di meja dapur teronggok sebuah mesin jahit untuk industri garmen. Mesin bekas itu investasi pertama Freitag bersaudara, dibeli 500 dolar AS. Gemperle cukup senang ketika diberi dua buah tas Freitag versi awal. Sebuah tas berwarna abu-abu produksi awal Freitag kini disimpan di Zurich Museum for Gestaltung.
Kini Freitag bersaudara tidak lagi mengerjakan tasnya di apartemen. Tahun 2003 Freitag lab. (bisa berarti “Laboratory” atau “Label”) mengantungi pendapatan sebelum pajak sebesar 52 juta dolar AS. Freitag lab. berdiri tahun 1999 -untuk menggantikan Freitag retour Gebr yang didirikan tahun 1995- mempekerjakan 40 karyawan tetap. Freitag juga menggaji sekitar 1.760 karyawan secara outsource kepada perusahaan manufaktur yang mempekerjakan kaum cacat. Inilah aspek sosial –selain aspek ekologis penggunaan bahan bekas yang membuat Freitag unik.
Dari hanya memproduksi 40 buah tas pada tahun pertama produksi, pada 2007 Freitag memproduksi 160.000 item. Lini produk Freitag mencapai 40 model dari tas kurir, tas disc jockey (DJ), tas laptop, bungkus iPod, ransel, dompet, tas belanja, tas tangan wanita, samsak (punch bag) sampai bola kaki.
Freitag tersedia di 350 toko di Swiss, Jerman, Austria, Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Italia, Spanyol, Portugal, Swedia, Denmark, Finlandia, Irlandia, Yunani, Turki, Amerika Serikat, Australia, Selandi Baru, Jepang, Kanada, China, dan Singapura. Di Swiss, Freitag lazim terlihat di keranjang sepeda anak perempuan yang ke sekolah.
Inovasi, kreativitas, ceruk pasar dan kata-kata lain yang sering digunakan untuk menggambarkan sistem produksi, mendapatkan tempatnya di sini. Tas Freitag seperti sebuah kelip di kegelapan yang ingin mengatakan, “Lihat, ada kemungkinan membuat produk bagus ketika orang membatasi kreativitasnya hanya dengan berinvestasi pada saham dan obligasi.”
Pingback: Kejutan visual Nafka | | AkarumputAkarumput