Nyepi adalah hari spesial di tahun baru dalam penanggalan Caka, sekitar bulan Maret di kalender yang biasa kita pakai.
Nyepi, berarti sepi atau hening, sesuai namanya memang satu hari dalam keheningan…Yap, benar satu pulau berpopulasi 3,5 juta jiwa ini patuh menenangkan seisi pulau. Selama 24 jam seluruh bisnis mati suri, jalan raya kosong, segala aktivitas dihentikan, bahkan airport internasionalnya, dan pada malam harinya kota diselimuti gelap gulita karena diberlakukannya aturan luhur untuk tidak menyalakan lampu. Maknanya agar umat memasuki tahun baru dengan awal yang bersih dan suci, atau sederhananya bila awalnya sudah bersih diharapkan hari-hari seterusnya akan jadi bersih dan suci pula.
Hikmah positif yang kita ambil dari sini, jika anda sependapat, adalah alam bisa beristirahat walaupun hanya sehari…namun sehari ini sangat berarti….bayangkan, sekian energi bisa dihemat dalam 24 jam akibat pemakaian listrik yang sangat minim, sekian banyak polusi bisa ditekan akibat ribuan kendaraan bermotor tidak tumpah ke jalan, sekian banyak stress, asap, dan limbah pabrik tidak membumbung akibat semua tempat usaha diliburkan, tidak ada pesta pora karena seluruh tempat hiburan ditidurkan, sekian banyak energi positif bertebaran di atmosfir sekitar pulau karena sekian banyak orang bermeditasi, berpuasa, dan berintrospeksi diri sepanjang hari.
Bumi kita sudah tua dan lelah…Coba bayangkan, betapa alam kita tercinta ini bisa bernapas lega dalam istirahat sehari penuh setelah kepayahan dirongrong perlombaan dan keserakahan manusia sepanjang tahun di era berslogan “waktu adalah uang” ini.
Tradisi ini masih lestari di Bali, diwariskan dari generasi ke generasi, dan saya pribadi sangat berharap akan tetap diteruskan oleh anak cucu kita kelak. Bali patut bersyukur punya hari Nyepi, yang berpotensi bisa menginspirasikan dunia untuk mengadakan gerakan sejenis demi cinta kita terhadap semesta.
Ini lagu baru tentang Nyepi dari band sahabat saya, Kaimsasikun. Sebuah band asal Bali. Saya dan Ian (vokalis/gitaris Kaimsasikun) dulu sering melewati Nyepi bersama. Tahun ini mereka berkumpul di Jakarta untuk rekaman, tapi tetap merayakan Nyepi dengan cara mereka. Lagu ini patut disimak dan direnungkan. Enjoy:
Salam damai dan selamat tahun baru Caka 1934!
Pingback: As the world moves ever faster, Bali dares to stand still | | AkarumputAkarumput « OnArtBali